Senin, 24 November 2008



CEDERA

Pelatih Timnas Italia mengaku cukup puas melihat anak asuhnya berhasil menaklukan Georgia 2-0 pada babak kualifikasi PD 2010 di Stadion Friuli. Pasalnya, Italia mampu menang setelah banyak pilarnya mengalami cedera. Ya, di laga dinihari tadi, Lippi memang tak bisa menurunkan beberapa pilarnya. Para pemain seperti Alessandro Gamberini, Fabio Grosso, serta Gennaro Gattuso tak bisa diturunkan karena masih bergelut dengan cedera.
Meski tak tampil dengan beberapa pilarnya, namun Luca Toni tetap mampu membuktikan kapasitas Italia dan menghempaskan Georgia. Hal inilah yang membuat Lippi bangga kepada tim asuhannya. "Kami melakukan banyak perubahan dalam komposisi pemain. Namun, kami tetap mampu memetik hasil maksimal dan ini pertanda bagus. Sebab meski mengawali laga dengan lambat namun kami berhasil memetik enam poin," tegas Lippi (11/9).
"Saya juga mendedikasikan kemenangan ini untuk para pemain yang absen seperti Gamberini, Grosso, dan Gattuso. Saya harap mereka semua dapat segera pulih dan kembali memperkuat timnya masing-masing," tutup pelatih yang sukses mengantar Italia menjadi kampiun Piala Dunia 2006.

Tinggal keunggulan dua poin yang dimiliki Lewis Hamilton atas Felipe Massa. Akhir pekan ini dia terancam kehilangan tampuk pimpinan saat bertandang ke markas Ferrari. Jarak poin Hamilton dengan Massa memang masih mungkin kembali menjauh jika permohonan banding yang diajukan McLaren atas sanksi di GP Belgia lalu dapat dikabulkan. Namun, dengan tensi persaingan yang makin tinggi, plus jumlah seri yang makin menipis, yang harus dilakukan Hamilton kini adalah menatap ke depan.
Tapi upaya untuk merenggangkan kembali jarak dengan pembalap Ferrari itu bisa jadi akan makin sulit, setidaknya untuk akhir pekan ini. Seri ke-14 yang akan berlangsung di kandang Ferrari, Sirkuit Monza, Minggu (14/9).
"Itu akan menjadi pertarungan yang sangat sulit. Tapi saya akan melakukan apapun untuk memastikan kalau saya datang ke balapan berikutnya dalam kondisi yang sama kuat, jika tidak lebih kuat lagi," jelas Hamilton. Peluang untuk menang di sirkuit sepanjang 5,793 km itu pastinya tak akan mudah karena Ferrari tentu berupaya memetik hasil maksimal di depan pendukungnya sendiri. Namun kemenangan juga bukan berarti tak mungkin didapat karena musim lalu justru McLaren berjaya di sana.
"Saya tahu saya masih bisa menjadi lebih kuat, jadi kami berniat melakukan itu dan terus berkembang," tegas pemuda Inggris itu.


BERITA BOLA

Gila-gilaan Cetak Gol

“Aremenia Di permalukan”

Timnas Spanyol kembali menuai hasil maksimal di babak kualifikasi PD 2010. Skuad La Furia Roja meluluhlantahkan Armenia dengan skor telak 4-0 di Estadio Crlos Belmonte-Spanyol, (11/9). Sejak babak pertama digulirkan, pesta gol Spanyol memang seakan tinggal menuggu waktu saja. Tak heran, baru enam menit laga berjalan, Joan Capdevilla mampu membuat timnya unggul, setelah sukses memperdaya kiper Armenia, Roman Berezovsky. Spanyol memetik 1 angka.

Tak lama David Villa menambah keunggulan timnya berselang sembilan menit. Bomber Valencia itu berhasil mempertontonkan aksi brilian dengan luikan mautnya, sebelum dengan tenang menaklukkan Berezovsky. Skor 2-0 untuk keunggulan Spanyol bertahan hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, dominasi Spanyol semakin tak terbendung. Villa kembali membuktikan kapasitasnya sebagai penyandang gelar topskor Euro 2008, lewat gol kedua pada menit ke-79. Spanyol memimpin 3-0.
Marcos Senna melengkapi penderitaan Armenia lewat gol yang dicetaknya, delapan menit sebelum wasit meniup pluit tanda pertandingan berakhir. Gelandang Villarreal itu sukses menaklukkan Berezovsky lewat shooting keras dari luar kotak penalti. Dengan skor akhir 4-0 untuk Spanyol.

Susunan Pemain:
Spanyol:
I.Casillas, R.Albiol, C.Puyol, Sergio Ramos, J.Capdevilla, S.Cazorla/Bojan Krkic, M.Senna, A.Iniesta, Xavi/C.Fabregas, D.Guiza/Xabi Alonso, D.Villa.
Armenia: R.Berezovskiy, H.Mkhitaryan, K.Aleksanyan, L.Pachajyan, Arzumanyan, S.Hovsepyan, S.Melkonyan, G.Ghazaryan, A.Voskaniyan, A.Tadevosyan, A.Karamyan.

“Brasil Gagal”

Bolivia Dapat Satu Poin

Timnas Brasil gagal memanfaatkan dengan gemilang laga kandang di babak kualifikasi PD 2010 zona Amerika Selatan, (11/9). Ronaldinho dkk dipaksa bermain imbang 0-0 saat menjamu tim juru kunci, Bolivia. Sejak babak pertama berlangsung kedua tim memainkan permainan rapat dan terkesan sangat hati-hati. Tak heran, peluang mencetak gol dari masing-masing tim minim didapatkan. Brasil, meski mendominasi jalannya pertandingan hanya mampu menciptakan beberapa peluang melalui Luis Fabiano dan Robinho. Namun, peluang tersebut selalu gagal berbuah gol karena buruknya penyelesaian akhir.
Sementara Bolivia yang berstatus sebagai tim tamu lebih mengkonsentrasikan diri menjaga pertahanan dan hanya sesekali melakukan serangan balik cepat. Tak heran, permainan rapat dan marking ketat yang diperagakan para pemain Bolivia membuat Brasil gagal mencetak gol hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, kedua tim tetap memperagakan permainan yang tak jauh berbeda dari babak pertama. Brasil membuka peluang lewat tendangan bebas Ronaldinho. Sayang, tendangan playmaker AC Milan itu masih melambung di atas mistar gawang Bolivia.

Marking ketat yang diperagakan para pemain belakang Bolivia, berbuah pahit. Pasalnya, bek Ignacio Garcia harus menerima hadiah kartu merah dari wasit di menit ke-54 setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Robinho.

Unggul jumlah pemain, Brasil semakin leluasa mengurung pertahanan Bolivia. Namun hingga pertandingan memasuki menit ke-75, Selecao masih belum mampu memecah kebuntuan. Brasil hanya menciptakan peluang demi peluang tanpa satupun yang membuahkan hasil. Di menit ke-82, Elano yang masuk menggantikan Diego Ribas memiliki peluang emas memecahkan kebuntuan lewat tendangan bebas. Sayang, tendangan pemain Manchester City itu masih mengarah ke kiper Bolivia. Hingga berakhirnya laga, kedudukan tetap tak berubah 0-0 dan Brasil harus rela berbagi poin satu dengan Bolivia di kandangnya.

FREE KICK

Duo Pengusaha Bengis Beli “The Reds”

Hanya Tuk Penghasil Uang

Dua bos besar Liverpool, Tom Hicks dan George Gillett mendapat kecaman pedas dari pemainnya sendiri. Duo Amerika Serikat itu disebut Jammie Carragher sebagai pengusaha bengis. Ada beberapa hal yang membuat Carragher melontarkan pernyataan sangat berani tersebut, meski hanya dalam buku Otobiografinya "Carra: My Autobiography". Yang pertama adalah soal tujuan Hicks-Gillett yang membeli The Reds semata-mata demi mendapatkan uang dalam jumlah besar. Tak kunjung terealisasinya janji untuk membangun stadion baru adalah pertimbangan kedua bek Inggris itu menantang kedua bosnya. Padahal Hicks-Gillett sudah menjanjikan membangun stadion baru di hari pertama mereka resmi membeli Liverpool.
“Kita menjual Liverpool pada dua pengusaha bengis yang hanya melihat kita sebagai peluang untuk menjadi penghasil uang," tulis Carra di bukunya seperti diberitakan Guardian. "Mereka membeli Liverpool bukan sebagai bentuk tindakan amal. Mereka ingin membeli kita karena mereka berencana membangun stadion yang menawarkan peluang untuk menghasilkan berton-ton uang tunai." Hal lain yang juga mendapat sorotan tajam dari bek tengah berusia 30 tahun itu adalah soal membawa The Kop ke dalam jeratan utang saat memberi suntikan dana 30 juta poundsterling yang didapat dari pinjaman. "Pelanggaran terhadap janji ini merupakan sebuah peringatan pertama, perubahan rencana pembangunan stadion secara terus menerus merupakan hal yang memalukan sekaligus menjengkelkan.

Berhasil Membawa Juara NBA

Kontrak Di Perpanjang

Boston Celtics memperpanjang masa jabatan Glenn 'Doc' Rivers sebagai pelatih. Hal ini dilakukan usai Doc sukses mempersembahkan cincin juara NBA di musim lalu.
Doc yang bergabung bersama Celtics sejak 2004, diperpanjang masa tinggalnya selama tiga tahun ke depan. Dengan gaji per tahun sebesar 5,5 juta dolar atau sekitar Rp 52 miliar, ia akan menetap hingga musim 2010/11.
"Dia bisa meng-handle tekanan yang kita miliki untuk melewati kekalahan. Dia luar biasa, meski berada di masa-masa buruk," terangnya (11/9). "Kami merasa Doc melakukan tugasnya dengan sangat baik sejak dia berada di sini. Dengan pemain muda dan mengubah pemain veteran yang kita punya menjadi tim juara," lanjutnya.
Perpanjangan kontrak untuk Doc sebenarnya merupakan hal yang sudah diperkirakan mengingat pria 46 tahun itu berhasil membawa Celtics menjuarai NBA musim 2007/08. Celtics menang setelah mengalahkan LA Lakers 4-2 dipertandingan final.

Tidak ada komentar: